Penelitian Terapan Diknas Jateng: CSR Assessment dan Pengembangan Strategi CSR Industri Perhotelan di Surakarta

Titisari, Kartika Hendra Penelitian Terapan Diknas Jateng: CSR Assessment dan Pengembangan Strategi CSR Industri Perhotelan di Surakarta. CSR Assessment dan Pengembangan Strategi CSR Industri Perhotelan di Surakarta.

Text Laporan Penelitian_Terapan_Diknas Jateng.pdf - Published Version Download (2MB)

Abstract

Pemahaman mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan yang menjadi kewajiban bagi semua perusahaan saat ini semakin berkembang di masyarakat. Paradigma lama perusahaan hanya mempunyai kewajiban kepada shareholder sudah tidak bisa di jalankan lagi oleh perusahaan, jika perusahaan ingin berkembang dan eksis dalam usahanya. Tripple Button Line yang di populerkan oleh John Elkington (1997) menjadi kewajiban bagi semua perusahaan. Kota Surakarta yang lebih dikenal sebagai kota budaya sekarang bertambah lagi predikatnya sebagai Kota MICE (meeting-incentives-conferences and exhibitions). Predikat Kota MICE mendorong perkembangan industri perhotelan di kota Surakarta, dengan beragam fasilitas. Seiring perkembangan Kota, pembangunan hotel terus mengalami peningkatan disamping apartemen dan mall yang juga berkembang pesat. Untuk mendukung eksistensi keberadaan industri perhotelan, pembangunan citra atau reputasi tentu tidak dapat di pisahkan dari bisnis itu sendiri. Untuk mencapainya perusahaan melakukan berbagai program komunikasi dengan masyarakat, diantaranya dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Untuk mendukung keberadaan industri perhotelan serta kontribusi terhadap Kota Surakarta sebagai kota MICE, penelitian ini akan meneliti implementasi CSR yang telah di jalankan oleh industri perhotelan di Surakarta dan mengembangkan model penerapan CSR industri perhotelan. Diharapkan industri perhotelan di Surakarta bisa menerapkan praktek CSR secara benar sesuai yang di amanatkan UU RI No. 40 Tahun 2007 dan UU RI No. 25 Tahun 2007. Banyak perusahaan yang mengklaim telah melakukan CSR padahal nyatanya belum, atau sekadar menjalankan kegiatan charity (sumbangan), sebagai akibat belum adanya panduan (guidance) tentang konsep dan pelaksanaan CSR yang ideal. Jika di lihat pengaruh nya terhadap kinerja perusahaan atas implementasi CSR, Titisari et. al. (2010) memberikan bukti empiris bahwa kinerja CSR perusahaan berpengaruh terhadap kinerja ekonomi. Selanjutnya kinerja lingkungan juga berpengaruh terhadap kinerja ekonomi perusahaan (Titisari & Alviana, 2012). Desain penelitian dengan menggunakan data primer dengan manajer hotel sebagai sumber data dan data sekunder yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Penelitian ini akan bekerjasama dengan industri perhotelan di wilayah Surakarta untuk memperoleh gambaran praktek CSR industri perhotelan. Pengumpulan data primer dengan metode kuesioner, observasi, partisipasi, wawancara sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Melalui penggunaan teknik analisis kualitatif, target penelitian adalah melakukan analisis penerapan CSR industri perhotelan sebagai dasar penyusunan desain model implementasi CSR yang merupakan kewajiban semua perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek CSR yang telah di jalankan oleh industri perhotelan di kota Surakarta. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah hotel bintang 1 sampai dengan hotel bintang lima. Dengan mengelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu hotel bintang 1, hotel bintang 2 dan 3, dan hotel bintang 4 dan 5. Pengelompokkan ini mendasarkan pada hasil kuesioner yang kembali (hotel yang bersedia di jadikan sampel penelitian). Kuesioner meliputi 2 paket yaitu untuk karyawan/karyawati hotel untuk mengetahui pemahaman mereka atas CSR dan untuk manajemen hotel untuk mengetahui kebijakan praktek CSR yang telah di jalankan oleh perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman implementasi CSR di hotel di lihat dari persepsi karyawan/karyawati hotel menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman atas CSR. Dari hasil wawancara di dapatkan bahwa untuk hotel bintang 1,2 dan 3 sudah menjalankan tetapi belum ada bentuknya secara pasti. Sedangkan untuk hotel bintang 4 dan 5 menjalankan aktivitas CSR sesuai dengan yang telah di rumuskan oleh kantor pusat. Dilihat dari terminologi CSR mendasarkan hasil kuesioner terjadi peningkatan atas indkator visi dan strategi, pengawasan dan akuntabilitas, dan identifikasi risiko dan manajemen. Sedangkan untuk komposisi komisaris dan pengungkapan eksternal komisari terjadi peningkatan dari hotel bintang 1 dan 2 ke hotel bintang 3. Tetapi terjadi penurunan dan berada di bawah hotelbintang 1 dan 2 untuk hotel bintang 4 dan 5. Hal ini di mungkinkan hotel bintang 4 dan 5, tinggal menjalankan strategi CSR yang telah di tetapkan oleh pusat. Hasil wawancara menunjukkan CSR yang telah di jalankan oleh hotel bintang 1,2 dan 3 lebih ke arah pencitraan (charity dan phylantrophy) di lingkungan sekitar hotel belum menyentuh ke lingkup yang lebih luas. Berbeda dengan hotel bintang 4 dan 5, yang telah mengintegrasikannya dengan kepentingan yang lebih luas. Sebagai contoh dengan pemberian bea siswa pendidikan. Hotel bintang 1, 2 dan 3 di Surakarta perlu memulai mengembangkan strategi dalam mengimplementasikan CSR agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Kewajiban CSR berlaku bagi semua perusahaan. Sehingga hotelbintang 1, 2 dan 3 di Surakarta harus segera melakukan pengembangan strategi CSR perusahaan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Dalam mengembangkan strategi mengimplementasikan CSR bisa menggunakan pendekatan Susanto (2002), yaitu membangun dukungan dengan Laporan Akhir Penelitian Penelitian Terapan 2014 4 manajemen senior dan karyawan, pengamatan terhadap pihak lain, mempersiapkan matriks aktivitas CSR yang diusulkan, mengembangkan opsi bagi kelanjutan program CSR dan membuat keputusan dalam hal arah, pendekatan dan fokus. Selanjutnya untuk implementasinya dengan menggunakan pendekatan ISO 26000

Actions (login required)

View Item